Rabu, 29 Oktober 2014

Jenis-jenis Baterai Berdasarkan Bahannya




Baterai merupakan sumber listrik bagi kebanyakan perangkat elektronik saat ini. Bahkan hampir semua menggunakan baterai sebagai sumber dayanya. Kini saya akan memberikan penjelasan tentang beberapa jenis baterai yang beredar di pasaran. Anda tentu mengenal baterai li-ion atau lithium ion bukan? Baterai ini adalah jenis baterai yang paling banyak digunakan oleh gadget zaman sekarang. Tetapi sebenarnya masih banyak jenis baterai yang kalian belum ketahui. Nah, saya akan menjelaskannya untuk anda.



Baterai NiCad
Baterai Nickel Cadmium (NiCad) yang diproduksi pertama kali tahun 1946, merupakan baterai yang dibuat dari campuran Nikel dan Cadmium. Keunggulannya adalah ringan, lebih awet, charging efisien, dan hambatan internal yang kecil sehingga tegangannya stabil. Tegangan baterai NiCad adalah 1,2 Volt, dengan kecepatan penurunan energi 10% per bulan. Dalam penggunaan sehari-hari, baterai NiCad ini bisa diadu dengan baterai alkalin. Kekurangan baterai NiCad adalah biaya pembuatannya mahal, kapasitas berkurang jika tidak baterai dikosongkan (memory effect), dan tidak ramah lingkungan (beracun).


Baterai NiMH
Baterai Nickel-Metal Hydride (NiMH) yang dikembangkan akhir tahun 1980 adalah pengembangan baterai NiCad dengan kapasitas lebih besar dan tidak menggunakan senyawa kimia sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Dengan ukuran yang sama, baterai NiMH berkapasitas 2-3 kali lebih besar dibandingkan NiCad, dan memory effect sudah berkurang. Tegangan baterai NiMH adalah 1,2 V dengan kecepatan penurunan energi 30% per bulan. Contoh ponsel yang menggunakan baterai jenis ini : Nokia 2110, Nokia 3110, Siemens C11, Motorola D520.

Lithium-ion (Li-ion)

Baterai ini paling banyak digunakan untuk perangkat elektronik karena rasio energi dan berat paling baik, tanpa memory effect (bisa di-charge kapan saja), bentuk sangat fleksibel, ringan, dan kehilangan daya saat digunakan paling kecil. Ditemukan pertama kali tahuan 1960 di Bell Labs. Kekurangannya adalah umur pakainya tergantung dari lama pembuatan dan seringnya frekuensi di-charge. Tegangan baterai Li-Ion ini adalah 3,6/3.7 V. Jika disimpan dalam kondisi penuh, kecepatan penurunan energinya adalah 5% per bulan.




Lithium-Polymer (Li-Po)
Merupakan pengembangan dari Li-Ion. Mulai digunakan untuk perangkat elektronik sejak tahun 1996, biaya pembuatan Li-Po lebih murah dibandingkan Li-Ion, dan lebih tahan terhadap kerusakan fisik. Tegangan baterai Li-Po adalah 3,7 V, dengan kecepatan penurunan energi 5% per bulan. Kapasitas penyimpanan energi Li-Po 20% lebih tinggi dibanding Li-Ion, 300% lebih tinggi dibandingkan daya simpan NiCad dan NiMH. Saat ini jumlahnya belum sebanyak baterai Li-Ion sehingga harga per unitnya juga lebih mahal. Contoh ponsel atau gadget: Samsung SGH-Z170

Batere Original & Non Original
Istilah baterai Ori dan non-ori ini umum diperkenalkan kalangan pedagang. Baterai original (ori) adalah baterai yang resmi dikeluarkan vendor ponsel untuk ponsel tipe tertentu. Baterai ini memiliki kode atau nomor seri yang menunjukkan informasi asal pabrik dan tahun pembuatannya. Sedangkan baterai non original (non-ori) merupakan baterai yang dibuat oleh pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan produsen ponsel. Produsen baterai non-ori hanya membuat baterai dengan jenis, ukuran dan kapasitas yang cocok dengan ponsel tertentu. Karena itu, umumnya baterai non-ori lebih banyak ditemukan pada merek ponsel yang laris seperti Nokia.

Pabrik pembuat baterai non-ori yang utama adalah Cina, dan ada sedikit dari Taiwan. Meski demikian, produsen baterai original (Nokia, Motorola, Sony Ericsson) juga memesan baterainya ke Cina untuk mendapatkan harga murah. Tentu saja mereka mensyaratkan standar, spesifikasi dan kontrol kualitas yang tinggi terhadap baterainya, karena terkait langsung dengan citra dan kinerja ponselnya.

Sifat utama baterai non-ori adalah harganya sangat murah. Sebagai contoh, harga baterai Nokia 6600 BL-5C asli Rp 240.000, sedangkan baterai non-ori berkualitas baik dengan jenis, ukuran dan kapasitas yang sama persis, harganya hanya Rp 60.000. Baterai non-ori ini juga bermacam-macam kualitasnya, mirip istilah aksesoris mobil. Istilah KW1 untuk baterai non-ori kualitas terbaik dengan harga 25% baterai original, KW2 dengan harga sekitar 15% hingga KW3 yang sekitar 10% harga baterai asli.

Dengan harga yang berbeda sangat jauh itu, tentu saja ada yang dikorbankan. Ada tiga hal bisa dikorbankan untuk membuat baterai yang jauh lebih murah, yaitu mengurangi margin keuntungan, mengurangi kapasitas (daya tahan) dan menghilangkan pemutus arus (battery charge controller), sebuah komponen kecil yang ditanam dalam baterai untuk menghentikan proses pengisian jika baterai dianggap telah penuh. Tanpa adanya pemutus arus ini baterai beresiko panas berlebih dan dalam kondisi yang mendukung, baterai bisa meledak. Jadi, jika masih ingin tetap membeli baterai non-ori, lebih baik beli yang kualitas terbaik. Toh, harganya juga sangat murah dibanding baterai aslinya.

Nah itulah beberapa contoh baterai yang banyak digunakan saat ini. Semoga dapat membantu anda dalam memilih baterai yang akan digunakan pada perangkat elektronik anda.

5 komentar:

Dilarang kerang menggunakan kata - kata yang berbau SARA. Blog ini dilindungi oleh undang - undang ITE yang berlaku di Indonesia.